Penggemar film box office di Tanah Air kecewa tatkala asosiasi produsen film Amerika Serikat (MPAA) menghentikan peredaran film Hollywood ke Indonesia pada 17 Februari lalu. Tindakan MPAA itu sebagai protes terhadap pengenaan pajak atas royalti dan bagi hasil atas film impor yang diedarkan di Indonesia.
Terlepas pro dan kontra terhadap aturan pengenaan pajak tersebut, saat itu banyak masyarakat yang khawatir bahwa sejumlah film box office tak lagi tayang di Indonesia. Salah satu film box office yang paling dikhawatirkan tidak masuk adalah 'Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2'.Bagaimana tidak, film tersebut merupakan sekuel terakhir film yang mengisahkan tentang penyihir dari Sekolah Hogwarts. Selain itu, film yang dibintangi Daniel Radcliffe, Emma Watson, dan Rupert Grint ini memiliki kedekatan emosional dengan penonton, utamanya mereka yang menggemari novel 'Harry Potter'.
Kisah ‘Harry Potter’ bermula dari novel ‘Harry Potter and the Philosopher’s Stone’ karangan penulis berkebangsaan Inggris, J.K. Rowling yang diluncurkan pada 1997. Novel tersebut lantas menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hingga Juni 2011, ketujuh seri novel ‘Harry Potter’ telah terjual sekitar 450 juta kopi di seluruh dunia dan diterjemahkan ke dalam 67 bahasa.
Selain novel, film 'Harry Potter' sendiri bisa dikatakan tumbuh bersama para penggemar selama sepuluh tahun belakangan. Seolah merasakan hati para penggemarnya, pemeran Harry Potter, Daniel Radcliffe, 21, mengatakan, kisah tentang 'Harry Potter' tidak akan pernah berakhir.
"Setiap dan masing-masing orang, tidak hanya di alun-alun ini, tetapi juga orang-orang di seluruh dunia yang telah menyaksikan film ini selama sepuluh tahun, mereka akan selalu membawa film ini bersama mereka hingga sisa hidup mereka," ujar aktor yang telah memerankan karakter Harry Potter sejak usia 11 tahun ini di hadapan para penggemarnya di London, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, ketika film 'Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2' disebut-sebut tak tayang di Tanah Air, para Pottermania (julukan bagi penggemar Harry Potter) di Indonesia larut dalam kekecewaan. Beberapa di antaranya bahkan rela merogoh kocek hingga Rp3 juta demi menyaksikan film tersebut di Singapura.
Namun kerinduan penggemar ‘Harry Potter’ terobati ketika Kementerian Keuangan menyatakan sudah mengeluarkan nomor induk kepabeanan (NIK) perusahaan importir film, Omega Film. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Omega Film akhinya mengimpor film 'Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2’ dan ‘Transformers: Dark of the Moon'.
Lalu mengapa film 'Harry Potter' sangat istimewa hingga menjadi film Hollywood pertama yang akhirnya akan diputar di bioskop Indonesia setelah larangan impor? Selain bisa dinikmati berbagai kalangan usia, film 'Harry Potter' memiliki jumlah penggemar yang fantastis di seluruh dunia. Sebagai contoh, akun resmi 'Harry Potter' di situs jejaring sosial Facebook memiliki penggemar hingga lebih dari 30 juta orang.
Adapun tujuh sekuel film ‘Harry Potter’ sebelumnya mencatat hasil yang cemerlang dari sisi pendapatan. Selama diputar, ketujuh sekuel ‘Harry Potter’ itu berhasil ‘menyihir’ dunia dengan meraup pendapatan lebih dari £3,6 miliar dari seluruh dunia atau setara dengan Rp49 triliun. Sebuah angka yang luar biasa bagi sebuah film waralaba.
Sementara itu sekuel terakhir 'Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2' juga mencatat kesuksesan pada pekan pertama pemutarannya, dengan meraih pendapatan US$475,7 juta atau setara dengan Rp4 triliun di seluruh dunia. Hasil ini memungkinkan film garapan rumah produksi Warner Bros tersebut menjadi film waralaba pertama dengan pemasukan miliaran dolar di seluruh dunia.
"Ini akan menjadi film 'Harry Potter' dengan pendapatan terbesar sejauh ini. Miliaran dolar pasti akan tercapai," ujar Kepala Distribusi Domestik Warner Bros, Dan Fellman.
Setelah diputar di seluruh dunia, Jumat ini, 22 Juli 2011, Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia mengeluarkan surat lulus sensor bagi film 'Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2'. Film garapan sutradara David Yates itu pun pun tinggal selangkah lagi masuk bioskop Tanah Air. Selamat datang ‘Harry Potter’.
Adapun tujuh sekuel film ‘Harry Potter’ sebelumnya mencatat hasil yang cemerlang dari sisi pendapatan. Selama diputar, ketujuh sekuel ‘Harry Potter’ itu berhasil ‘menyihir’ dunia dengan meraup pendapatan lebih dari £3,6 miliar dari seluruh dunia atau setara dengan Rp49 triliun. Sebuah angka yang luar biasa bagi sebuah film waralaba.
Sementara itu sekuel terakhir 'Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2' juga mencatat kesuksesan pada pekan pertama pemutarannya, dengan meraih pendapatan US$475,7 juta atau setara dengan Rp4 triliun di seluruh dunia. Hasil ini memungkinkan film garapan rumah produksi Warner Bros tersebut menjadi film waralaba pertama dengan pemasukan miliaran dolar di seluruh dunia.
"Ini akan menjadi film 'Harry Potter' dengan pendapatan terbesar sejauh ini. Miliaran dolar pasti akan tercapai," ujar Kepala Distribusi Domestik Warner Bros, Dan Fellman.
Setelah diputar di seluruh dunia, Jumat ini, 22 Juli 2011, Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia mengeluarkan surat lulus sensor bagi film 'Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2'. Film garapan sutradara David Yates itu pun pun tinggal selangkah lagi masuk bioskop Tanah Air. Selamat datang ‘Harry Potter’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.